Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Menapak Yordan: Musim Boleh Berganti, Tuhan Tetap Sama

Kamis, 31 Juli 2025 | Juli 31, 2025 WIB Last Updated 2025-08-01T07:05:41Z


Beny Takumau 

Kutipan Highlight

Air boleh deras, langkah boleh gemetar, tetapi tangan Tuhan tetap setia memegang kita menyeberang.



---


Bacaan Alkitab:

Keluaran 14:10-16

Yosua 1:1-9

Yosua 3:7-17

Ibrani 13:8





Hidup ini sering membawa kita berdiri di tepi sungai. Kita menatap air yang keruh, mendengar gemuruh arusnya, sambil bertanya dalam hati: mampukah kita sampai ke seberang? Kadang sungai itu berupa masalah yang datang tanpa kita rencana, kabar kehilangan yang membuat rencana runtuh, atau tanggung jawab baru yang terasa terlalu besar untuk dipikul sendiri.


Air sungai memang menakutkan. Tapi di balik arusnya, selalu ada seberang yang menanti.


Dulu Musa juga berdiri di depan air. Keluaran 14 mencatat bagaimana di belakangnya tentara Mesir mengejar dengan kereta dan kuda perang. Di depannya terbentang Laut Teberau yang luas dan dalam. Orang Israel bersungut-sungut, takut, bahkan ingin kembali ke Mesir. Tetapi Tuhan berfirman kepada Musa: “Angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya.” Musa taat. Laut terbelah, jalan kering terbentang, umat berjalan di tengah tembok air di kiri dan kanan. Laut yang tadinya menakutkan menjadi saksi keperkasaan Tuhan yang menepati janji.


Tahun berganti. Musa wafat. Janji Tuhan belum selesai. Kini Yosua berdiri di tepi sungai yang lain: Sungai Yordan. Di Yosua 1, Tuhan berfirman kepada Yosua: Kuatkan dan teguhkanlah hatimu — kata yang diulang-ulang agar tertanam dalam hati pemimpin muda ini. Sungai di depannya sedang meluap. Tidak ada jembatan, tidak ada perahu. Tetapi Tuhan memerintahkan para imam memikul tabut perjanjian, menjejak air sungai, dan percaya air itu akan berhenti. Yosua 3 menceritakan saat kaki para imam menyentuh air, arus berhenti di hulu. Jalan kering terbuka, umat menyeberang.


Musim boleh berganti, Musa diganti Yosua, padang gurun diganti tanah perjanjian. Tapi Tuhan tetap sama. Ibrani 13:8 berkata: Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya. Yang menolong Musa membelah laut adalah yang sama menuntun Yosua melewati sungai.


Begitu juga kita. Kita punya Yordan kita masing-masing. Mungkin sungainya berupa duka, kegagalan, masa depan yang tak pasti, tanggung jawab yang terasa menekan. Airnya deras. Tapi tangan Tuhan tetap sama.


Tuhan jarang membuat sungai surut sebelum kita melangkah. Dia sering menunggu kita rela membasahi kaki dulu. Langkah iman kecil membuka jalan kering yang tidak kita sangka.


Seperti anak kecil yang takut menyeberangi air deras bersama ayahnya. Sang ayah berkata: pegang erat tangan ayah, jangan lepas. Air boleh deras, tapi tangan ayah lebih kuat dari arus.


Kristus sudah lebih dulu menyeberangi sungai maut di salib. Darah-Nya membuka jalan pengampunan, menuntun kita pada hidup yang baru. Dia Imam Besar yang berjalan paling depan, Tabut Perjanjian yang hidup.


Kalau hari ini kita masih berdiri di tepi Yordan, pegang ayat ini: Kuatkan dan teguhkanlah hatimu. Airnya boleh tetap deras, kaki boleh gemetar, tetapi Tuhan tetap sama, tetap menggenggam kita menyeberang.


Selamat menyeberangi sungai Yordan kita masing-masing. Kuatkan dan teguhkan hatimu, karena Tuhan sendiri yang memegang tanganmu.


Soli Deo Gloria 

×
Berita Terbaru Update