Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Hakikat Dari Kekalahan

Selasa, 27 Mei 2025 | Mei 27, 2025 WIB Last Updated 2025-05-28T04:31:34Z


Beny Takumau 


Beberapa waktu lalu, saya menyaksikan sendiri bagaimana Sharon, anak muda yg sedang bertumbuh di tengah banyak pergumulan, mempersiapkan dirinya utk ajang Pemilihan Putra & Putri Pariwisata Kab. Rote Ndao 2025. Memang ada dukungan dari pihak sekolah dan teman-teman seangkatannya, tapi ia tetap harus mengurus banyak hal sendiri. Tanpa kehadiran Mama yg selama ini selalu mendampingi dalam momen-momen penting,semuanya terasa berbeda. Tdk ada persiapan kusus, tdk ada rancangan mewah, tdk ada sumbangan besar utk membuat penampilannya lebih mencolok. Semua tetap sederhana, semua tetap apa adanya. Tapi hati yg ia bawa itu sepenuhnya milik seorang pejuang.



Saya melihatnya menyiapkan baju, menyusun jadwal, menjaga senyum meski lelah, dan menenangkan dirinya sendiri di tengah kekhawatiran. Tanpa Mama - sosok yg selama ini menjadi pendukung terbesarnya, yg telah berpulang  lima bulan lalu. Ia tdk hanya tampil di panggung,ia bertarung dgn sunyi, dan tetap memilih maju.


Dan mungkin,orang melihat Sharon  finalis yg tdk menjadi juara. Tapi saya melihat lebih dari itu: seorang anak muda yg sedang belajar menjadi manusia utuh, seorang anak yg berdiri di panggung kehidupan tanpa pegangan, tapi tetap bertahan.


Tdk semua perjalanan berakhir di podium. Dan itu tdk apa-apa. Karena nilai sejati seseorang tdk ditentukan oleh mahkota di kepala, melainkan oleh keteguhan di hati. Banyak orang bisa menang, tapi tdk semua orang bisa kalah dgn kepala tegak, mata jernih, dan hati yg tetap bersyukur.


Kekalahan bukanlah cela. Dan bukan kegagalan mutlak. Justru dalam kekalahan,yg jujur, yg tdk ditutup-tutupi,kita sering kali menemukan bentuk kemenangan yg paling murni. Kekalahan yg dihayati dgn rendah hati jauh lebih membentuk daripada kemenangan yg cepat dilupakan.


 “Kadang Tuhan tdk memberikan mahkota di kepala kita, karena Ia sedang membentuk mahkota yg kekal di dalam hati kita.”




Dan kepada Sharon, dan kepada siapa pun yg membaca ini dan merasa sedang berada di posisi serupa—mungkin bukan karena lomba, tetapi dalam hal lain: kamu gagal dalam ujian, tdk lolos seleksi beasiswa, tdk dipanggil kerja, ditolak dalam relasi, atau merasa doamu belum terjawab,dengarkan ini baik-baik:


Kekalahan tdk menentukan siapa kamu. Responmu terhadapnya, itulah yg membentuk siapa kamu akan jadi.


Lomba sejati bukan melawan orang lain, tapi melawan keputusasaan dalam diri sendiri. Dan jika kamu sudah memilih utk tetap melangkah, tetap mencoba, tetap berharap,meski hasil belum sesuai harapan,maka kamu sudah menang. Karena banyak orang menyerah sebelum berani memulai. Tapi kamu memilih berjalan, meski jalannya sepi.


Dan akhirnya, izinkan saya memberi penghormatan kepada semua anak muda yg sedang berjuang dalam diam:

Yg belajar dgn penerangan seadanya.

Yg bekerja sambil kuliah tanpa banyak keluhan.

Yg ikut lomba tanpa sponsor.

Yg membantu orang tua tanpa pamrih.

Yg kehilangan seseorang, tapi tetap bangun pagi dan terus hidup.

Yg menangis dalam doa, tapi tetap tersenyum di depan banyak orang.

Yg mungkin belum menang, tapi tdk berhenti melangkah.


Kalian layak dihargai. Bukan karena pencapaianmu, tapi karena hatimu yg bertahan. Karena jiwamu yg tetap menyala di tengah gelap, dan keberanianmu utk melanjutkan perjalanan, meski dunia tdk selalu memberi tepuk tangan.


Bayangkan seorang penambang yg menggali tanah berbulan-bulan tanpa menemukan emas. Dunia mungkin menyebutnya gagal. Tapi siapa tahu, satu ayunan lagi sebenarnya bisa membawa permata? Jangan berhenti. Jangan patah. Terus gali.


Karena yg dibentuk oleh kekalahan hari ini, bisa jadi pemimpin yg menginspirasi banyak orang esok hari.

Semoga Menginspirasi


×
Berita Terbaru Update