Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Tuhan adalah Bagianku: Bukan Sekadar Pemberi, Tapi Pribadi Itu Sendiri

Minggu, 06 April 2025 | April 06, 2025 WIB Last Updated 2025-04-06T15:32:53Z


Ditulis oleh: Beny Takumau

Disadur dan dikembangkan dari:
Abraham Kuyper – “Know Ye Not That Ye Are the Temple of 
God?”,
dalam To Be Near Unto God, Bab 3.


"TUHAN adalah bagian warisanku dan pialaku; Engkaulah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku."

— Mazmur 16:5



Kita hidup di zaman ketika nilai suatu hal diukur dari fungsinya. Kita cenderung menilai sesuatu dari manfaatnya untukku. Bahkan relasi sering dinilai dari seberapa banyak orang itu “berkontribusi” bagi kita. Dalam dunia seperti ini, wajar jika relasi kita dengan Tuhan pun tergoda untuk jatuh ke dalam pola yang sama. Kita mencari Tuhan karena kita ingin sesuatu dari-Nya: pertolongan, jawaban, atau jalan keluar.


Tapi Mazmur 16 memberi pukulan balik: Daud tidak berkata “berkat-Mu adalah bagianku,” melainkan, “Engkau-lah bagian warisanku.” Tuhan tidak hanya memberikan berkat—Dia sendiri adalah berkat itu. Ini bukan sekadar puitis. Ini adalah pembalikan arah hidup.


Analogi: Pemberi Hadiah atau Diri-Nya Sendiri?


Bayangkan seorang ayah yang tiap tahun memberi hadiah ulang tahun mahal untuk anaknya: sepeda, gadget, uang jajan besar. Tapi suatu hari ia hadir tanpa hadiah, hanya ingin menghabiskan waktu bersama. Lalu anaknya berkata, “Ayah, mana hadiahnya? Kalau tidak ada, ya sudah pulang saja.”

Apakah yang diinginkan anak itu? Hadiah atau ayahnya?


Begitu juga kita. Bila Tuhan “datang” tapi tidak membawa apa-apa selain diri-Nya sendiri, apakah kita tetap bersyukur? Atau kita kecewa karena tidak mendapatkan sesuatu? Inilah ujian dari kalimat Daud: Tuhan adalah bagianku. Bukan sesuatu dari Tuhan. Tapi Tuhan itu sendiri.


Aplikasi: Mengenali Isi Hati Kita


Pertanyaan penting bagi jiwa yang mau bertumbuh adalah:


> “Kalau semua hal yg aku doakan tidak dikabulkan, tapi Tuhan tetap bersamaku, apakah aku tetap merasa utuh?”




Kedewasaan rohani muncul saat kita tidak lagi mencari Tuhan karena fungsinya, tapi karena hadirat-Nya. Kita tidak lagi menjadikan doa sebagai pintu permintaan, tapi sebagai tempat perjumpaan. Kita tidak lagi memandang Alkitab sebagai daftar petunjuk, tapi sebagai sapaan dari Pribadi yg hidup.


Penutup: Satu Hal yang Tidak Pernah Diambil


Dunia bisa mengambil banyak hal dari kita: pekerjaan, reputasi, kesehatan, bahkan orang yang kita kasihi. Tapi satu hal yang tidak bisa diambil adalah bagian kita yang sejati—Tuhan itu sendiri. Jika Dia adalah bagianku, maka aku tak pernah benar-benar kehilangan apa-apa.


Dan justru di situlah letak harta yang sejati:

Bukan karena hidup ini mudah, tapi karena kita tidak lagi sendiri.

Bukan karena semua beres, tapi karena Tuhan hadir.

Dan kehadiran-Nya cukup.



Soli Deo Gloria 

×
Berita Terbaru Update